Dibalik Sejarah Geisha di Jepang
Uncategorized

Dibalik Sejarah Geisha di Jepang

Dibalik Sejarah Geisha di Jepang

Dibalik Sejarah Geisha di Jepang Tradisi Geisha ternyata sudah ada sejak selama ratusan tahun yang lalu. Tepatanya pada kekaisaran Jepang berpusat di kota Edo, yang saat ini sudah menjadi Tokyo. Serta tidak akan ada yang menyangka bahwasanya awal mula Geisha itu di perankan oleh para kaum lelaki. Dimana kaum lelaki di harusakan piawai menari serta pandai bernyanyi ,guna bisa menghibur hati para tamu yang datang.LIGAUTAMA

Perubahan demi perubahan kian terjadi dimana saat ini kita tahu Geisha sendiri di perankan oleh para wanita. Kaum wanita yang hendak menjadi geisha itu akan di latih secara keras di sebuah pondok khusus bernama Okiya, atau rumah pelatihan yang akhirnya perempuan geisha memiliki kesenian khas Jepang yang mumpuni.

belajar geisha itu sulit

Menurut penelitian dan studi sejarah yang ada, merupakan perwujudan para seniman yang terlatih di bidang kesenia, Menurut catatan sejarah tidak mudah belajar seni Geisha, karena memang sangat dibutuhkan kesabaran selama bertahun-tahun lamanya.

Banyak orang salah di dalam mengartikannya, mereka menganggap Geisha adalah profesi yang erat dengan aktivitas prostitus. Padahal hal itu sama sekali salah. Pada saat seorang geisha di sewa jasanya menghibur sebuah pesta maka bukan berarti kegiatan seksual akan di perankan mereka.LIGAUTAMA

kebudayaan asli

Profsi Geisha sendiri sejatinya adalah sebuah profesi terhormat. Namun sayangnya pada masa perang Dunia ke 2 tengah berkecambuk, timbul banyak kemerosotan, dimana kaum wanita di paksa bekerja keras di pabrik dan tempat lain guna membantu negara saat perang berlangsung. Disamping itu, para wanita yang tengah bekerja dalam dunia prostitusi juga serta merta menyebut diri mereka sebagai Geisha dan terjadi kesalahpahaman budaya yang kian menyebar hingga saat ini.

Profesi yang terhormat

Dalam zaman modern Jepang, Geisha sudah menjadi pemandangan yang sangat langka sekali. pada saat memasuki era tahun 1920-an,Maih ada sekitar 80 ribu lebih yang tersisa di Jepang, Hal tersebut kemungkinan besar di sebabkan karena adanya kondisi ekonomi dan politik, dan kurangnya ketertarikan di dalam seni tradisional dan tradisi asli.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *