Kaka dengan Old Trafford
BERITA BOLA

Mahakarya Kaka dengan Old Trafford Sebagai Kanvasnya

Kaka dengan Old Trafford

Kaka ialah salah satu pemain terbaik dalam sejarah. Mantan bintang Brasil tersebut mencetak sederet gol estetis sepanjang kariernya. Satu mahakaryanya dia ciptakan dengan seragam AC Milan. Masterpiece tersebut dia bikin dengan Old Trafford sebagai ‘kanvasnya’ Kaka dengan Old Trafford.

Semifinal Liga Champions 2006/07, Manchester United kontra AC Milan. Old Trafford, 24 April 2007, Manchester United beraksi sebagai tuan lokasi tinggal leg kesatu.

Manchester United menang 3-2, di mana Cristiano Ronaldo menyumbang satu gol, dan Wayne Rooney membeli semuanya dua. Namun, Milan membawa pulang dua gol tandang yang berharga.

Dua gol Milan tersebut semuanya dibuat oleh Kaka. Dari dua gol itu, gol yang kedua dinyatakan sebagai di antara gol Liga Champions terbaik sepanjang masa.

Empat Sentuhan, Empat Pemain Dia Taklukkan

Kaka mencetak gol spektakuler tersebut cuma dengan empat sentuhan. Hanya dengan empat sentuhan, dia menaklukkan empat pemain lawan.

Empat pemain tersebut ialah gelandang Darren Fletcher, duo bek Gabriel Heinze dan Patrice Evra, serta penjaga gawang Edwin van der Sar.

Sentuhan kesatu ialah sundulan meneruskan operan panjang dari kiper Dida untuk menanggulangi Fletcher di sektor kiri.

Sentuhan kedua ialah untuk mengecoh Heinze sekaligus membawa bola ke tengah.

Sentuhan ketiga, lagi-lagi dengan kepala, ialah untuk menghindari Heinze dan terjangan Evra. Hasilnya, Heinze dan Evra bertabrakan, dan Kaka langsung berada dalam posisi bebas satu lawan satu dengan penjaga gawang.

Sentuhan keempat ialah penyelesaian akhir dengan suatu placing dingin mendatar di samping kaki van der Sar yang berpostur tinggi.

1 Dari 5 Gol Favorit Kaka

Dalam satu wawancara dengan suatu media Inggris pada tahun 2015 lalu, Kaka ditanya mengenai lima gol terfavorit yang pernah diciptakannya.

Gol kontra Manchester United di Old Trafford tersebut termasuk di antara di antaranya.

“Gol kedua di semifinal Liga Champions leg kesatu melawan Manchester United ialah yang terbaik dalam karier saya,” kata Kaka masa-masa itu.

“Ketika menyaksikan operan panjang Dida, yang saya pikirkan hanyalah guna mencoba mengerjakan sesuatu yang spesial. Bisa mencetak gol seperti tersebut di stadion Old Trafford dengan seluruh sejarahnya sungguh luar biasa.”

Apa yang Terjadi Sesudahnya?

Milan kalah 2-3 di leg kesatu. Namun, Milan dapat membalasnya di San Siro pada leg kedua.

Pasukan Carlo Ancelotti menang 3-0 melewati gol-gol Kaka, Clarence Seedord, serta Alberto Gilardino, dan meyakinkan kelolosan ke final. Mereka menyingkirkan kesebelasan besutan Sir Alex Ferguson tersebut dengan agregat 5-3.

Dalam partai final di Athena, Milan bertemu klub Inggris lainnya. Lawan Milan ialah Liverpool, yang dalam laga puncak di Istanbul dua tahun sebelumnya memberi mereka memori buruk dan tak terlupakan.

Milan menang 2-1 dan meraih titelnya yang ke-7. Kaka, yang merancang satu dari dua gol Filippo Inzaghi di final tersebut, menyabet gelar top scorer dengan torehan 10 golnya, sekaligus dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Champions musim itu.

Itu ialah musim indah untuk Kaka, yang meraih medali juara Liga Champions kesatunya (sekaligus yang terakhir). Dalam perjalanannya bareng Milan mengarah ke tangga juara musim itu, dia bahkan menghasilkan suatu ‘lukisan’ mahakarya dengan Old Trafford sebagai ‘kanvasnya’.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *