Alasan Makan Sebelum Salat Idul Fitri
Uncategorized

Alasan Makan Sebelum Salat Idul Fitri

Alasan Makan Sebelum Salat Idul Fitri Setelah sebulan penuh menjalani puasa di bulan Ramadhan, tiba saatnya bulan Syawal yang dirayakan sebagai Idul Fitri. Sebelum melakukan salat Ied ternyata Rasul menganjurkan untuk makan. SITUS JUDI BOLA

Tepat tanggal 1 Syawal umat muslim merayakan kemenangan di momen Idul Fitri. Berbeda dengan saat bulan Ramadhan, awal Syawal umat muslim diharamkan berpuasa.
Ternyata Ini Alasan Rasul Menganjurkan Makan Sebelum Salat Idul FitriFoto: istimewa LIGAUTAMABET

Sebelum berangkat salat Ied bahkan Rasul menganjurkan untuk menyantap beberapa makanan di pagi hari. Diriwayatkan dalam hadist HR. Bukhari, Rasulullah diketahui menyantap beberapa butir kurma sebelum salat Idul Fitri.

BACA JUGA : UCAPAN TERIMA KASIH LUCAS UNTUK GENARO

Dari Anas bin Malik radliyallahuanhu berkata, “Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa kurma,” (HR. Bukhari)

Anjuran ini dipertegas dalam riwayat Ahmad yang menambahkan keterangan, “Anas bin Malik memiliki kebiasaan sebelum berangkat, beliau makan 3 butir kurma. Jika tambah, beliau makan 5 biji. Jika tambah, beliau makan dengan bilangan ganjil.” (HR.Ahmad)

Ada alasan dibalik anjuran makan sebelum salat Ied yakni untuk menghilangkan perasaan bahwa puasa masih wajib. Menyantap makanan pagi hari untuk menyadarkan orang kalau 1 Syawal dilarang untuk berpuasa.
Ternyata Ini Alasan Rasul Menganjurkan Makan Sebelum Salat Idul FitriFoto: istimewa Alasan Makan Sebelum Salat Idul Fitri

Meskipun demikian, sarapan atau makan sebelum salat Ied bersifat sunnah bukan kewajiban. Sehingga jika ada seseorang yang tidak sempat makan sebelum salat Ied maka tidaklah mengapa.

LIGAUTAMA
LIGAUTAMA

Dalam kitab Al Umm disebutkan, “Kami memerintahkan bagi yang mendatangi tempat salat Ied untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum mendatangi tempat salat. Bila tidak makan, kami perintahkan untuk makan di jalan atau di tempat salat bila memungkinkan. Namun bila tidak, tentu tidak berdosa tetapi hukumnya makruh bila tidak dikerjakan.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *